Superspreader Lebaran

Selasa, 04 Mei 2021 – 15:05 WIB
Superspreader Lebaran - JPNN.com Jatim
Suasana kawasan Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat. Foto/ilustrasi: JPNN.com/Ricardo

Penyebaran melalui droplet maupun airborne sangat potensial terjadi. Berbagai event selama Ramadan dan Lebaran berpotensi menjadi superspreader yang menyebarkan virus dengan cepat dan dalam skala besar.

Fenomena superspreader pertama ditemukan di Korea Selatan pada 2020. Ketika itu seorang positif Covid-19 yang mengunjungi kafe duduk di dekat AC.

Udara dari AC pun menyebar ke seluruh ruangan yang tertutup.  Setelah pengunjung itu pergi, diketahui sekitar 50 orang pegawai kafe dan beberapa pengunjung terjangkiti virus.

Sejak itu istilah superspreader disematkan kepada seseorang atau event yang menjadi penyebar cepat dengan menulari puluhan orang dalam satu even.

Di India ritual keagamaan Kumbh Mela dengan mandi massal di Sungai Gangga pada April kemarin diduga menjadi superspreader yang membawa ledakan penularan sampai 400 ribu kasus per hari.

India sekarang disebut terserang tsunami Covid 19 yang sulit dikendalikan. Kapasitas rumah sakit penuh sesak, sedangkan rumah kremasi yang melayani perabuan jenazah tidak mampu menampung korban.

Akibatnya, pembakaran jenazah terpaksa dilakukan di tempat-tempat terbuka. Ritual keagamaan mandi bareng yang diyakini akan menyucikan jamaah dari dosa berbalik menjadi superspreader yang berbahaya karena warga mengabaikan prokes.

Penyebaran super itu mengakibatkan India sekarang menjadi negara nomor satu dengan tingkat penularan harian tertinggi di dunia.

Tanah Abang sudah hampir bisa dipastikan akan melahirkan klaster baru. Dalil para ahli epidemiologi yang sudah paten menyebutkan bahwa dua minggu setelah terjad
Facebook JPNN.com Jatim Twitter JPNN.com Jatim Pinterest JPNN.com Jatim Linkedin JPNN.com Jatim Flipboard JPNN.com Jatim Line JPNN.com Jatim JPNN.com Jatim

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jatim di Google News