HGB di Laut Sidoarjo Disebut Terdampak Abrasi, WALHI Bantah & Tunjukkan Bukti
“Saya ingin membagikan temuan penting yang menunjukkan pemberian HGB di kawasan laut Sidoarjo secara historis berada di atas laut, mangrove, dan tambak,” ungkap dia.
Dia mengungkapkan fakta tersebut beserta pendamping dukungan data visual berupa timelapse dari Google Earth, yang merekam perubahan kondisi wilayah HGB dari tahun 1988 hingga 2022.
Thanthowy mengungkapkan metode pengamatannya ini berpatokan pada titik koordinat spesifik lokasi yang dianalisis. Tepatnya di koordinat 7.342163°S, 112.844088°E, 7.355131°S, 112.840010°E dan 7.354179°S, 112.841929°E.
“Seluruh data koordinat tersebut saya ambil dan validasi melalui aplikasi Bhumi ATR milik Kementerian ATR/BPN untuk diolah dalam Google Earth,” bebernya.
Dari titik koordinat itu, Thanthowy menggunakan fitur timelapse atau historical imagery di Google Earth untuk mendapatkan visualisasi perubahan geografis dari tahun 1988 hingga 2022.
“Fitur ini memungkinkan pengamatan perubahan kondisi kawasan berdasarkan citra satelit yang terdokumentasi secara berkala,” jelasnya.
Dia telah merangkumnya dalam bentuk video timelapse yang diunggah di YouTube dengan tautan https://youtu.be/zHRzyMm2jng. Video itu sebagai bukti visual dan sejarah kawasan itu menggunakan citra satelit.
“Hasil temuannya, kawasan yang saat ini bersertifikat HGB secara konsisten merupakan pesisir, area mangrove, tambak perikanan, dan laut hingga saat ini. Tidak ada bukti kawasan tersebut pernah menjadi daratan untuk pemukiman atau pembangunan,” tuturnya. (mcr12/jpnn)
WALHI dan penemu HGB Laut di Sidoarjo tunjukkan bukti tidak ada abrasi atau pengikisan tanah di pesisir penemuan HGB.
Redaktur & Reporter : Arry Dwi Saputra
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jatim di Google News