Palestina

Bangsa Yahudi yang lari sebagai pengungsi karena menghindari kekejaman Hitler, sekarang justru bertindak lebih sadis dari NAZI dengan memperlakukan bangsa Palestina dalam kepungan kamp konsentrasi di tanah airnya sendiri.

Tidak semua orang percaya terhadap kebenaran Holocaust. Mantan Presiden Iran Ahmadinejad dengan terang-terangan menyebut Holocaust itu palsu dan tidak pernah ada. Tidak ada bukti sejarah yang menyakinkan bahwa jutaan bangsa Yahudi menjadi korban Holocaust.

Presiden Turki Recep Tayip Erdogan juga termasuk yang menyangsikan kebenaran Holocaust. Bagi mereka, Holocaust hanya mitos yang diciptakan untuk menjustifikasi penjajahan terhadap bangsa Palestina.

Bagaimana mungkin bangsa yang pernah menghadapi tragedi kemanusiaan seperti Holocaust bisa melakukan kekejaman yang sama terehadap bangsa lain.

Bagaimana mungkin orang Yahudi yang pernah merasakan pahitnya penderitaan akibat politik diskrimasi NAZI melakukan hal yang sama terhadap bangsa Palestina.

Itulah pertanyaan yang diajukan oleh Edward Said melalui bukunya The Question of Palestine (1980). Said menggugah kesadaran dan kewarasan para intelektual Barat yang diam terhadap kesadisan Yahudi di Palestina.

Edward Wadie Said lahir di Jerusalem dari bapak dan ibu berkebangsaan Palestina. Penganut Kristen itu kemudian pindah ke Amerika Serikat dan menjadi intelektual paling terkemuka dalam perjuangan untuk memulihkan hak-hak bangsa Palestina.

Orang-orang yang menggugat Holocaust akan disebut sebagai anti-semit yang diskriminatif terhadap bangsa Yahudi. Namun, orang-orang yang diam terhadap perlakuan diskriminatif terhadap bangsa Palestina oleh Yahudi Israel dianggap baik-baik saja.