Pahami Mengapa Dunia Digital Tak Bisa Tanpa Perempuan

Inklusi Digital sebagai Jalan Menuju Kesetaraan
Jalan menuju kesetaraan dalam semangat Kartini Digital terbentang luas. Salah satu tantangan terbesar ada pada literasi digital. Ketimpangan akses dan pemahaman teknologi masih menjadi persoalan, terutama di wilayah yang jauh dari pusat perkembangan digital.
Koneksi internet yang terbatas dan minimnya keterampilan digital membuat banyak perempuan belum bisa sepenuhnya ikut serta, padahal kemampuan digital kini bukan lagi pilihan, melainkan kebutuhan dasar.
Untuk itu, pendidikan perlu menjadi ruang yang benar-benar memberdayakan. Literasi digital sebaiknya diperkenalkan sejak dini, bukan hanya sebagai keterampilan teknis, tetapi sebagai pola pikir.
Dengan bekal ini, perempuan mampu mengakses informasi, memecahkan persoalan, dan menjadi bagian dari perubahan. Perempuan yang paham dunia digital akan lebih siap menghadapi tantangan zaman serta menjaga nilai-nilai kemanusiaan di tengah derasnya arus informasi.
Teknologi Sebagai Alat Pemberdayaan
Teknologi membuka peluang luas bagi perempuan untuk memperluas cakrawala hidup mereka. Melalui akses digital, perempuan dapat mengembangkan usaha, menyuarakan hak-hak dasar, serta membangun jaringan sosial yang membantu mengatasi berbagai tantangan.
Kita bisa melihat bagaimana banyak perempuan memanfaatkan platform digital untuk memimpin gerakan sosial, merancang aplikasi yang menjawab kebutuhan sehari-hari, atau menciptakan ruang belajar daring bagi komunitasnya.
Wakil Dekan I Fakultas Teknik Untag Surabaya Supangat memberikan opini terkait refeleksi Hari Kartini.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jatim di Google News