Membesarkan Kartini di Era Modern: Kisah Firman Talkah dan 3 Putri Profesornya

Dia memutuskan kembali ke bangku kuliah untuk menjadi akuntan dan perlahan hijrah ke dunia swasta.
Prof Dr Aktieva Tri Tjitrawati, S.H., M.Hum; Prof Dr Anggraini Dw S.,dr.SpRad.Subsp.NKL(K); dan Prof (R) Dr Ir Anita Firmanti, MT (dari kiri) menjadi profesor berkat didikan sang ayah Firman Talkah. Foto: Source for JPNN
Namun, satu hal yang tak pernah berubah. Anggraini mengungkapkan bahwa sang ayah sebagai sosok pendidik sejati di rumah. Nilai-nilai disiplin, tanggung jawab, dan kejujuran menjadi tiang rumah tangga mereka.
“Kami dididik sangat tegas. Dari kecil sudah disuruh membaca koran, dijadwalkan bersih-bersih rumah meskipun ada ART. Kami tidak dimanja, bahkan ketika saya masih SD kelas 3, disuruh jalan kaki dari rumah di Kampung Malang ke Plaza Surabaya,” ujar Anggraini.
Sang kakak, Prof (R) Dr Ir Anita Firmanti, MT, telah lebih dulu menapak puncak karier. Dia lulus Ujian Nasional sejak kelas 5 hingga diterima di IPB tanpa tes. Dia menjadi periset di BRIN hingga menjabat sebagai Sekjen perempuan pertama di Kementerian PUPR.
Anggraini sendiri diarahkan sang ayah menjadi dokter sejak kecil.
“Dari kecil dibilang enggak boleh jijikan. Begitu lulus, langsung menjadi asisten dosen, lalu dosen FK Unair. Sekarang saya menjadi guru besar neuroradiologi, sudah 30 tahun di RSU dr Soetomo dan sekarang jalan enam tahun di RS Unair," bebernya.
Dengan nilai hidup, cinta, & disiplin, Firman Talkah menciptakan ruang bagi anak-anak perempuannya tumbuh & berprestasi. Refleksi modern perjuangan RA Kartini.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jatim di Google News