Kisah Pilu Pasutri UMKM Surabaya Korban Penipuan Pinjol Tanpa Bunga

“Di sini (di warung) baru ngomong, saya tanya, katanya programnya Pak Eri, katanya orang pemkot bagian umum, menunjukkan id card, nunjukin di akun resmi ada nama dia, nomor pegawai, sama pekerjaan bagian umum, mulai kerja kapan,” bebernya.

“Setelah itu dijelaskan sistem karena bagian umum bilang ditugaskan pemkot gandeng sponsor, di antaranya gramedia, aplikasi ini sebagai penyandang dana,” tuturnya.

Kemudian, dua aplikasi tersebut diunduh oleh sang istri. Registrasi hingga pengajuan limit semua dibantu oleh oknum tersebut.

“Istri sudah unduh aplikasi, besoknya dibantu daftar, katanya harus masuk akun dan verifikasi wajah sambil ngecek limit. Rp14 juta satu akun. Kalau di acc oleh Kredivo artinya pemkot bersedia ngasih (pinjaman),” jelasnya.

Setelah semua pendaftaran dan verifikasi akun telah selesai. Ardi dijanjikan oleh Bram untuk tanda tangan kontrak perjanjian pinjam, padahal pasutri itu tidak niat untuk meminjam uang.

“Saya enggak pernah pinjam, dia (Bram) bilang karena ini perdana program pemkot, Surabaya Barat menjadi percontohan, apalagi bapak (Eri) mau maju, kalau gagal kasihan lurah, camat, apalagi bagian lapangan seperti dia,” ungkapnya.

Buaian kata-kata oknum tersebut memikat hati Ardi dan istri lantaran program itu bisa berdampak terhadap lurah dan camatnya sehingga dia berencana untuk mengambil pinjaman tersebut.

“Tanggal 5 November 2024 dijanjikan untuk tanda tangan kontrak. Namun, Bram sulit untuk dihubungi,” katanya.