Terungkap, Gus Muhdlor Tak Pernah Perintahkan Potong Insentif BPPD Sidoarjo
Achmad Masruri menemui Ari Suryono dan mengatakan kebutuhan pegawai di pendopo mencapai Rp50 juta.
Sejak saat itu, Achmad Masruri menerima uang Rp50 juta setiap awal bulan. Sebagian besar uang itu dikirim Siska Wati dan terkadang dikirim langsung oleh Ari. Gus Muhdlor tidak pernah menerima sepeserpun uang dari BPPD.
Modus memotong dana insentif rupanya sudah menjadi ‘budaya’ di BPPD Sidoarjo. Hal itu terungkap di persidangan ketika Ari mengaku mengikuti apa yang dilakukan sejak era bupati sebelumnya Saiful Ilah.
“Kata Siska Wati dan Hadi Yusuf, sejak dulu memang begitu,” ungkapnya.
Saat baru menjabat sebagai Kepala BPPD Sidoarjo, Ari Suryono diberitahu bahwa ada dana ‘sedekah’ yang dipotong dari insentif pajak para pegawai BPPD. Dana tersebut digunakan untuk biaya kebersamaan seperti karya wisata para pegawai BPPN.
Sebelumnya, Ari mengaku tidak tahu menahu ada praktik potongan dana insentif dengan nama uang sedekah. Gus Muhdlor juga tidak pernah memerintahkan memotong dana insentif tersebut.
“Yang memberi tahu adanya dana sedekah adalah Siska Wati dan Hadi Yusuf. Katanya sebelumnya juga sudah begitu,” kata Ari.
Ari kemudian berinisiatif untuk mengumpulkan dana kebutuhan para pegawai pendopo itu dari uang sedekah, padahal Gus Muhdlor saat itu tidak menginstruksikan apapun.
Di dalam sidang lanjutan, terungkap bahwa Gus Muhdlor tak pernah memerintahkan pemotongan insentif pegawai di lingkungan BPPD Sidoarjo.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jatim di Google News