Babi Ngepet dan Korupsi Bansos
jatim.jpnn.com - Babi ngepet menjadi viral di Depok, Jawa Barat, beberapa hari belakangan ini setelah seorang ibu menuduh tetangganya menjadi kaya tanpa kerja. Seseorang yang mengaku sebagai ustaz kemudian menangkap babi yang disebut jadi-jadian itu.
Belakangan terbukti cerita babi ngepet itu rekayasa. Namun, dari cerita yang viral itu terlihat bahwa masyarakat Indonesia memang masih percaya kepada takhayul, mistik, dan klenik.
Bukan cuma rakyat kecil, orang-orang elite dari kalangan pengusaha sampai politisi pun percaya dan mempraktikkan klenik. Keputusan-keputusan strategis di bidang bisnis dikonsultasikan kepada paranormal atau dukun.
Baca Juga:
Di setiap perhelatan politik hampir selalu ada tim spritual yang tugas melakukan penerangan terhadap isyarat alam gaib.
Presiden Jokowi juga punya hari baik untuk mengambil keputusan strategis yang biasanya dikaitkan dengan weton atau hari lahirnya, yaitu Rabu. Selain hari baik, ada juga hari buruk yang biasanya dihindari, yaitu hari geblak (kematian) seseorang.
Babi ngepet adalah praktik klenik pesugihan yang banyak dijumpai di Jawa Barat. Di Jawa Timur, masyarakat mengenal tuyul, sedangkan di Jawa Tengah ada Nyi Blorong.
Pada masyarakat tradisional Jawa, orang-orang kaya dari kalangan pedagang selalu dicibir karena dianggap punya pesugihan atau perewangan yang membuatnya cepat kaya.
Dalam tradisi masyarakat Jawa yang masih percaya pada klenik dan mistik, pesugihan adalah ilmu yang didapat dari laku spritual, misalnya puasa, tapa, atau semedi yang membuat seseorang punya daya linuwih, lebih dari orang lain, dalam hal perdagangan.
Pesugihan dan perewangan masuk dalam kategori klenik dan mistik, tetapi ada unsur magi yang kemudian bisa dijelaskan secara nalar rasional dalam ilmu bisnis mau
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jatim di Google News