Babi Ngepet dan Korupsi Bansos

Minggu, 02 Mei 2021 – 05:15 WIB
Babi Ngepet dan Korupsi Bansos - JPNN.com Jatim
Ilustrasi pencurian. Grafis: Rahayuning Putri Utami/JPNN.com

Pesugihan dan perewangan masuk dalam kategori klenik dan mistik, tetapi ada unsur magi yang kemudian bisa dijelaskan secara nalar rasional dalam ilmu bisnis maupun marketing modern.

Ketika Islam masuk ke Nusantara pada abad ke-13, kepercayaan terhadap klenik dan mistik ini coba dihapuskan. Namun Islam yang masuk ke Indonesia adalah aliran sufistik yang lebih toleran terhadap praktik klenik dan mistik yang sudah mengakar pada ajaran Hindu dan Buddha yang dipeluk masyarakat Nusantara.

Akhirnya Islam menjadi agama eklektik dan sinkretis yang masih bercampur baur dengan praktik kepercayaan klenik dan mistik ala Hindu dan Buddha.

Praktik itu sampai sekarang masih dilakukan oleh banyak orang yang ingin memperoleh pesugihan dan perewangan. Gunung Kawi di Jawa Timur, Gunung Kemukus, Gunung Lawu, dan Kelenteng Sam Poo Kong di Semarang adalah tempat-tempat populer untuk mencari pesugihan.

Mulai pedagang asongan, pejabat yang minta naik jabatan, politisi yang ingin menang pemilihan, sampai konglomerat kelas taipan bisa dijumpai di tempat-tempat seperti itu.

Tuyul kelas kecil cukup diberi sesajen kemenyan dan bunga. Para politisi dan taipan besar memelihara tuyul-tuyul besar yang ada di pusat-pusat kekuasaan strategis di Jakarta. Sesajennya bukan kemenyan dan bunga biasa, tetapi bunga bank yang wangi dan memabukkan.

Tuyul yang beroperasi di kementerian bisa menyedot miliaran dalam sekejap dan kemudian menghilang. Babi ngepet di kementerian sosial  bisa menyedot bansos miliaran rupiah dan menyetorkannya kepada para dewa dan madame bansos, lalu menghilang tanpa jejak.

Nyi Blorong yang dipelihara para taipan bisa menyedot dana BLBI triliunan rupiah, lalu menghilang dengan aman sambil mengantongi SP3. (*)

Pesugihan dan perewangan masuk dalam kategori klenik dan mistik, tetapi ada unsur magi yang kemudian bisa dijelaskan secara nalar rasional dalam ilmu bisnis mau

Redaktur & Reporter : Antoni

Facebook JPNN.com Jatim Twitter JPNN.com Jatim Pinterest JPNN.com Jatim Linkedin JPNN.com Jatim Flipboard JPNN.com Jatim Line JPNN.com Jatim JPNN.com Jatim

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jatim di Google News