Riyaya Gak Nggoreng Kopi

Sabtu, 01 Mei 2021 – 12:23 WIB
 Riyaya Gak Nggoreng Kopi  - JPNN.com Jatim
Ilustrasi: Rahayungin Putri Utami/JPNN.com

jatim.jpnn.com - Riyaya gak nggoreng kopi, ngadep meja gak ono jajane (Hari raya tanpa menyangrai kopi, menghadap meja tanpa kue).

Itu adalah ungkapan khas orang Jawa Timur untuk menggambarkan Lebaran yang dirayakan dalam suasana prihatin.

Lebaran, seharusnya, menjadi momen istimewa yang membahagiakan. Kerabat yang mudik dari kota datang untuk berkumpul dan bersilaturrahim setahun sekali dengan keluarga.

Pada saat itu aneka makanan khas dan beragam kue disajikan di meja. Kopi pun disuguhkan sebagai teman menyantap kudapan.

Namun, tahun ini Lebaran berlangsung dalam suasana prihatin, tanpa kopi dan kue di meja. Tanpa sanak saudara yang biasanya mudik dari kota. Ancaman pagebluk Covid 19 yang masih merajalela membuat pemerintah melarang warganya mudik.

Pagebluk masih sangat mengerikan, terutama karena munculnya gelombang kedua yang sedang mengancam. Beberapa negara di Eropa menghadapi kemunculan pandemi gelombang kedua.

Saat ini, di India setiap hari sedikitnya 300 ribu orang terjangkiti Covid-19. Rumah sakit tak bisa lagi menampung pasien. Ambulans antre berjam-jam untuk mendapat layanan di rumah sakit. Rumah kremasi kewalahan menerima jenazah yang akhirnya harus dibakar di tempat-tempat terbuka.

India dilanda tsunami pandemi. Bisa saja tsunami pandemi itu terjadi di Indonesia kalau tidak diantisipasi sejak dini.

Peraturan ketat bisa saja dibuat di atas kertas. Namun, di 'bawah kertas' masyarakat lebih kreatif menyiasatinya.
Facebook JPNN.com Jatim Twitter JPNN.com Jatim Pinterest JPNN.com Jatim Linkedin JPNN.com Jatim Flipboard JPNN.com Jatim Line JPNN.com Jatim JPNN.com Jatim

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jatim di Google News