Gotong Royong
jatim.jpnn.com - What's in a name, apa arti sebuah nama. Banyak orang yang mengutip ungkapan itu meskipun tidak tahu bahwa asalnta dari karya pujangga Inggris abad ke-16 William Shakespeare dalam lakon klasik Romeo and Juliet.
Mawar akan tetap harum meskipun pakai nama apa pun. That which we call a rose by any other name would smell as sweet. Begitu kata Shakespeare.
Namun, bagi kita di Indonesia, nama tidak sekadar nama. Dalam tradisi Islam, nama mengandung doa.
Baca Juga:
Begitu pula dalam tradisi Jawa, 'nama kinarya japa’, nama membawa doa. Seorang anak yang tidak kuat menyangga nama tertentu akan mengalami sakit berkepanjangan, dan oleh karena itu kemudian namanya diganti menjadi Waras, Slamet, atau Bejo.
Ajaib, ternyata sang anak sembuh dari penyakit dan tumbuh menjadi orang yang sehat, selamat, dan beruntung.
Beberapa waktu yang lalu kita heboh mengenai Vaksin Nusantara yang dikembangkan oleh mantan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto. Vaksin itu mempunyai keunggulan dibanding vaksin-vaksin lain yang sekarang beredar.
Baca Juga:
Vaksin itu diambil dan dikembagkan dari sel dendritik masing-masing orang dan kemudian disuntikkan kembali ke ke dalam tubuh kembali. Sel itu akan memicu sel imun lain untuk membentuk sistem pertahanan memori terhadap SARS-CoV-2.
Kelebihan lain dari vaksin ini ialah lebih aman terhadap penyakit komorbiditas masing-masing pasien. Namun sayng, proyek Vaksin Nusantara itu terhalang prosedur birokrasi Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
Kalau soal haram dan halal saja bisa di-by pass dengan alasan darurat, mengapa Vaksin Nusantara tidak dicarikan alasan darurat?
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jatim di Google News