Sri Untari, Politisi PDIP yang Juga Penggiat Budaya dan Hobi Baca Tulisan Sanskerta
Para nenek moyang mampu membangun peninggalan yang megah-megah itu dengan segala upaya, tanpa bantuan dari asing. "Agar kita sadar bahwa Indonesia bukan cuma 'bangsa tempe' seperti dalam pidato Bung Karno," imbuh dia.
Selain itu, Untari memiliki ketertarikan yang tinggi dalam sejarah klasik. Dia merasa dengan begitu dapat menyimak bagaimana sebenarnya para leluhur di zaman dahulu. Utamanya, Kemaharajaan Singosari dan Majapahit.
Dia menilai dua kemaharajaan itu memiliki satu akar sejarah yang luar biasa. Bahkan, banyak penulis luar negeri datang ke Indonesia mencatat bahwa dahulu pernah ada kemaharajaan yang besar di Tanah Air dan peninggalannya masih bisa disaksikan sampai sekarang.
"Kalau dari peninggalan berupa tulisan-tulisan kuno, di antaranya, Kitab Kutaramanawa Dharmasastra, Pararaton, dan Negarakertagama," ucap Doktor Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang itu.
Baca Juga: Penggalian Situs Kumitir Peninggalan Majapahit Bakal Kembali Dimulai
Untari pun memiliki kebiasaan unik. Di dalam mobilnya, selalu ada buku bacaan tentang sejarah klasik, bahkan di antaranya bertuliskan bahasa Sanskerta.
"Saya masih senang mempelajari naskah kuno, tulisan Jawa maupun Sanskerta untuk diambil makna dan menambah khazanah menjadi seorang negarawan. Sehingga tidak hanya yang dipikirkan pada saat ini saja," kata dia.
Bagi Untari, sejarah itu sesungguhnya berulang, hanya manusianya saja yang berbeda. Seperti seorang penguasa, sedari dahulu sudah memiliki kecenderungan berusaha menimbun kekuasaan dan kekayaannya.
Politisi PDIP Sri Untari ternyata punya sisi lain yang banyak orang tidak tahu di luar kegiatannya berpolitik. Simak!
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jatim di Google News