Terpuruk Saat Pandemi Bangkit Lewat Shopee, Kisah Nisrina Hijab di Tangan Ibu & Anak

jatim.jpnn.com, SURABAYA - Tak ada yang menyangka, usaha rumahan milik Astri (59) bisa berkembang menjadi brand busana muslimah yang dikenal hingga luar pulau. 

Bermula dari keinginan seorang ibu rumah tangga untuk membantu ekonomi keluarga, Nisrina Hijab kini menjelma menjadi merek yang punya ribuan pelanggan setia dan jaringan distribusi hingga Papua dan Malaysia.

“Awalnya saya cuma jualan baju keliling tetangga. Barangnya ambil dari Pasar Turi, sistemnya bayar nyicil tiga kali,” ungkap Astri, Selasa (29/4).

Waktu itu sekitar tahun 2003–2004. Suaminya seorang kontraktor, tetapi karena kondisi ekonomi keluarga tidak menentu, Astri berinisiatif mencoba berdagang.

Dari jualan kecil-kecilan, Astri memberanikan diri menyewa tempat di Pasar Turi. Barang dagangannya pun mulai diambil dari Tanah Abang, khususnya baju muslim.

“Pas Lebaran ramai, tetapi habis Lebaran langsung anjlok. Akhirnya saya cari produk yang stabil, ketemu sama Zoya,” ujar Astri.

Selama lima tahun menjadi mitra Zoya, Astri banyak belajar soal pengelolaan toko dan pemasaran. Dia bahkan tercatat punya toko terbanyak di Surabaya, sampai sembilan toko. Namun, di titik itu, dia mulai berpikir, kenapa terus membesarkan merek orang?

Tahun 2008, Astri pun memutuskan membuat brand sendiri, mengambil nama dari anaknya Nisrina. Produksi awal dilakukan dengan sistem maklon di Bandung. Produk pertama adalah kerudung basic yang saat itu sudah mulai ditinggalkan Zoya.