Pelaku Usaha Desak Peremajaan Peralatan Bongkar Muat Kapal di Tanjung Perak Surabaya

“Satu sistem Pelindo ini seharusnya memudahkan harmonisasi layanan di semua terminal di Indonesia. Namun, sayangnya sistem itu belum sinkron, butuh penyempurnaan agar kecepatan layanan dan administrasi semakin baik, terutama di era digitalisasi ini,” ucapnya.
Selain itu, Sebastian menekankan pentingnya harmonisasi komunikasi antara terminal operator dengan asosiasi pengguna jasa. Menurutnya, komunikasi yang lancar bisa mempercepat penyelesaian kendala.
Ketua Aptrindo DPC Surabaya I Wayan Sumadita turut menyoroti memburuknya layanan bongkar muat di pelabuhan utama Surabaya. Dia menyebut waktu tunggu bisa mencapai 14 jam akibat keterbatasan alat.
"Waktu tunggu bongkar muat bisa mencapai hingga 14 jam, tergantung pada kondisi pelabuhan," tuturnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Lalu Lintas Angkutan Laut KSOP Tanjung Perak, Nanang Affandy menegaskan, pihaknya terus berupaya menjaga kualitas layanan pelabuhan dan membuka diri terhadap masukan demi perbaikan berkelanjutan.
"Kami terus berupaya untuk menjaga kualitas pelayanan di pelabuhan Tanjung Perak dan segala masukan akan selalu kami terima dengan baik untuk perbaikan yang berkelanjutan," pungkasnya. (mcr12/jpnn)
Para pelaku usaha logistik mendesak Pelindo segera peremajaan alat bongkar muat di Tanjung Perak. Bongkar muat lambat, biaya logistik melonjak.
Redaktur & Reporter : Arry Dwi Saputra
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jatim di Google News