Muncul Dugaan Mafia Tanah dan Peradilan di Surabaya, Grib Jaya Siap Lawan

Tak berhenti di situ, lewat istrinya Tina Hinderawati Tjoansa, Hamzah menjual surat tanah tersebut ke orang lain bernama Rudianto Santoso.
Sebagai pemilik berikutnya, Rudianto ikut menggugat Tri dengan melakukan berbagai cara dan pemalsuan pada tahun 2008.
“Atas dasar pertimbangan perkara sebelumnya, Tri kembali dinyatakan menang atas gugatan pada tahun 2010,” ucapnya.
Rudianto kemudian dilaporkan ke Polda Jatim atas dugaan pemalsuan dokumen tersebut dan dinyatakan sebagai tersangka serta berstatus DPO pada 2013.
Rudianto yang masih berstatus DPO justru menjual surat tanah tersebut ke orang lain bernama Handoko Wibisono pada 2016.
“Dalam proses transaksi ini jelas ada kecacatan hukum. Sebab, notaris tidak melakukan checking atas objek rumah dan tanah yang diperjualbelikan,” tuturnya.
Di tahun yang sama, Handoko melakukan gugatan ke Tri dan dia dinyatakan menang. Tri diminta membayar uang ganti rugi Rp5,4 miliar atas tanah yang dimilikinya.
Hal itu dinilai janggal lantaran dari awal Handoko terbukti membeli surat tanah dari Rudianto yang tidak berhak atas kepemilikan tanah dalam perkara sebelumnya, bahkan Rudianto masih berstatus DPO.
GRIB Jaya Jatim siap melawan kemunculan mafia tanah dan mafia peradilan di Surabaya yang mengancam tanah milik TNI AL
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jatim di Google News