Percepat Pembangunan Infrastruktur, Pemkot Surabaya Berencana Utang Rp5,6 T
Menurutnya, beberapa proyek prioritas ini akan mulai dikerjakan pada tahun 2025. Sejumlah proyek itu di antaranya pembangunan Jalan Menganti-Wiyung, diversi saluran Gunungsari untuk penanggulangan banjir dan penghubung Surabaya-Gresik, underpass Bundaran Dolog hingga Jalan Lingkar Luar Barat (JLLB).
"Proyek ini memerlukan dana besar untuk pembebasan lahan dan pembangunan fisik. Jika dikerjakan lebih awal, manfaat ekonominya akan segera dirasakan. Berbeda jika dilakukan per-segmen, yang memakan waktu lebih lama dan meningkatkan biaya akibat kenaikan harga lahan,” jelas Irvan.
Karena itu, Irvan menyatakan percepatan pembangunan dalam lima tahun ke depan, menjadi prioritas untuk segera dilaksanakan.
Prioritas itu sebagaimana dimasukkan pemkot dalam rancangan awal Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Surabaya 2025-2029.
"RPJMD 2025-2029 akan segera disusun setelah pelantikan Walikota dan Wakil Walikota, dan untuk tahun ini kita masih mengikuti RPJMD 2021-2026. Jadi, program-program yang sudah ada dalam RPJMD kita laksanakan dengan pola pembiayaan APBD maupun pembiayaan alternatif," katanya.
Irvan menekankan bunga pinjaman diharapkan berada pada kisaran 4-6 persen. Perhitungan ini sebagaimana telah disesuaikan dengan kekuatan fiskal Pemkot Surabaya.
"Itu semua sudah ada penilaian, debt ratio-nya sudah diukur sekian maksimal. Misalnya, pinjaman kita maksimal sekian, kami pasti di bawahnya. Jadi, kemampuan Surabaya ini dianggap tinggi, karena PAD besar persentasenya terhadap semua total pendapatan asli daerah," bebernya.
Untuk merealisasikan rencana ini, Irvan menuturkan bahwa pemkot akan berkoordinasi dan meminta persetujuan DPRD Surabaya.
Butuh dana besar untuk percepatan pembangunan infrastruktur, Pemkot Surabaya bakal ajukan pinjaman Rp5,6 triliun
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jatim di Google News