Dinas Pendidikan Jatim Tidak Setuju Terkait Rencana Libur 1 Bulan Selama Ramadan
jatim.jpnn.com, SURABAYA - Rencana Kementerian Agama (Kemenag) RI siswa libur sekolah satu bulan selama Ramadan menuai pro dan kontra di kalangan masyarakat hingga pemerintah daerah.
Kebijakan yang menggantikan siswa belajar untuk fokus beribadah itu menemui berbagai tantangan, terutama dalam pelaksanaan kalender pendidikan.
Kepala Dinas Pendidikan Jatim Aries Agung Paewai menyatakan ketidaksetujuannya terhadap rencana tersebut. Dia menilai aktivitas belajar tetap penting meskipun di bulan Ramadan dengan menyesuaikan waktu belajar hingga pukul 13.00 WIB.
Menurutnya, siswa bisa melanjutkan kegiatan ibadah di rumah setelah kegiatan belajar mengajar (KBM) berakhir.
“Siswa tetap bisa beraktivitas secara seimbang. Selain belajar, mereka juga bisa menjalankan ibadah dengan baik. Jadi, saya rasa kebijakan libur total selama Ramadan tidak perlu,” kata Aries, Senin (20/1).
Senada dengan Aries, Kepala SMAN 4 Sidoarjo Karyanto mengatakan Ramadan merupakan waktu krusial dalam kalender akademik, khususnya bagi siswa kelas 12. Mereka harus menghadapi ujian sekolah, mempersiapkan diri untuk perguruan tinggi, dan menyelesaikan tuntutan akademik.
Menurutnya, apabila wacana libur diterapkan, sistem pembelajaran daring atau hybrid bisa menjadi alternatif meskipun kurang optimal.
“Saya 30 tahun menjadi guru dan tidak semua siswa terpantau dengan baik saat belajar di rumah. Ada risiko kenakalan remaja dan penggunaan gadget berlebihan. Karena itu, penting mempertimbangkan dampak buruk dari kebijakan ini,” tuturnya.
Dinas Pendidikan Jatim tak setuju soal rencana libur satu bulan selama Ramadan, ini alasannya.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jatim di Google News