Pemkab Gresik Gandeng Danone Untuk Pengelolaan Sampah, Masyarakat Bakal Diberdayakan

jatim.jpnn.com, GRESIK - Kabupaten Gresik sedang menghadapi permasalahan overload di TPA Ngipik yang menjadi satu-satunya tempat pembuangan sampah.

Berbagai upaya telah dilakukan, mulai mendorong pembentukan bank sampah di seluruh desa dan pembuatan TPS3R, tetapi cakupan layanan sampah masih 30 persen.

Mengatasi hal itu, Pemkab Gresik menggandeng PT Reciki Solusi Indonesia dan Danone-AQUA untuk mengembangkan pengelolaan sampah terpadu (TPST) sampahku tanggung jawabku (Samtaku) yang dibangun di atas lahan milik Pemkab seluas 3.000 meter persegi di Kelurahan Ngipik.

“Dari dulu sampah di Gresik belum ada penanganan yang terintegrasi dan masih menuju ke TPA. Kolaborasi dan sinergi dari banyak pihak dibutuhkan untuk mengatasi pengelolaan sampah di Gresik,” kata Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani tertulis, Jumat (11/3).

Kerja sama itu ditandai dengan penandatanganan MoU. Pengelolaannya nanti akan memberdayakan masyarakat di sekitar lokasi sebagai pekerja dan akan melayani pengambilan sampah bagi 25 ribu KK di berbagai kawasan perkantoran, komersial, dan industri.

TPST itu ditargetkan akan memiliki kapasitas pengolahan sampah hingga 200 ton per hari dan diharapkan akan terkumpul sampah botol plastik sebanyak 150 ton per bulan.

“Sampah yang selama ini hanya ditimbun di TPA nantinya diharapkan menjadi bahan yang memiliki nilai guna, atau bahkan nilai ekonomis,” ujarnya.

Yani menjelaskan dengan mengedepankan prinsip zero waste to landfill, TPST Samtaku akan menerapkan teknologi RDF (refuse derived fuel). Sampah organik akan dikelola menjadi kompos dan sebagian akan diproses bersama dengan sampah residu untuk menghasilkan bahan bakar.