Pembangunan Berbasis Gender di Surabaya Masih Kurang, Begini Solusinya

jatim.jpnn.com, SURABAYA - Pendidikan atau pembangunan berbasis gender yang diberikan kepada warga Kota Surabaya, Jawa Timur, dinilai masih kurang.
Hal tersebut disoroti oleh legislator setempat yang mengukapkan salah satu isu krusial dalam kesejahteraan rakyat Surabaya yang belum diterapkan dengan baik adalah pembangunan berbasis gender.
Anggota Komisi D Bidang Kesra DPRD Kota Surabaya Tjutjuk Supariono di Surabaya, Minggu, mengatakan, pada tahun 2020, Indeks Pembangunan Gender (IPG) di Surabaya masih berada pada urutan ke-9 di Jawa Timur dan mengalami penurunan dibanding tahun 2019.
"Kami akan terus mendorong Pemkot Surabaya agar setiap perencanaan program dan anggaran harus memperhatikan kesetaraan gender," jelasnya.
Kesetaraan tersebut, lanjut Tjutjuk, seperti aksesibilitas perempuan dalam memperoleh beasiswa, pelatihan kerja, informasi kerja, maupun permodalan usaha.
Menurut dia, Pemkot harus mengusulkan perencanaan anggaran yang responsif gender.
"Ini penting karena dapat meningkatkan pengelolaan keuangan yang lebih adil bagi perempuan dan laki-laki," paparnya.
Selain itu, data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Surabaya dalam 4 tahun terakhir, IPG masih belum menunjukkan peningkatan angka yang signifikan.
Pendidikan atau pembangunan berbasis gender yang diberikan kepada warga Kota Surabaya, Jawa Timur, dinilai masih kurang.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jatim di Google News