Ibu Kota Baru Dinamai Nusantara, Guru Besar Unair Khawatir Sejarah Terganggu

jatim.jpnn.com, SURABAYA - Nama Ibu Kota Negara (IKN) Indonesia yang baru ditetapkan, yaitu Nusantara. Pilihan nama itu sempat menuai kontroversi.

Guru Besar Ilmu Sejarah Universitas Airlangga (Unair) Prof Dr Purnawan Basundoro khawatir pemilihan nama bisa mengganggu sejarah. Nusantara berasal dari kata “nusa” dan “antara” yang artinya pulau dan luar.

“Mengapa menyebutnya dengan kata di luar karena berhubungan dengan pulau-pulau di luar Jawa yang dahulu menyatu oleh tokoh Gajah Mada melalui Sumpah Palapa,” ujar Purnawan, Minggu (30/1).

Nama Nusantara sangat populer di masa lalu. Selain sebagai penyebutan pulau-pulau di luar Jawa, julukan itu akhirnya digunakan sebagai sebutan kawasan Indonesia.

“Indonesia juga terdiri dari bermacam-macam pulau sehingga sesuai diistilahkan dengan nama Nusantara itu. Namun, dahulu belum ada kata Indonesia, orang yang datang kemudian menyebutnya dengan Nusantara,” jelasnya.

Nama Nusantara tak bisa dilepas sebagai bagian sejarah NKRI. Akan tetapi, nama itu sekarang tak lagi merujuk pada wilayah Indonesia, melainkan sebagai sebagai penyebutan satu wilayah saja, yaitu IKN baru.

Untuk itu, dia menilai harus ada penegasan yang membedakan makna Nusantara dari sisi arti dan sejarah dengan Nusantara sebagai IKN. 

“Jangan sampai hal itu kemudian mengganggu pembelajaran sejarah Indonesia di masa yang akan datang. Nusantara adalah IKN. Namun, di sisi lain merupakan konsep sejarah yang memiliki pemaknaan sendiri dan mengacu pada kawasan Indonesia lama,” tuturnya.