Ancol dan Gangga

Minggu, 16 Mei 2021 – 06:06 WIB
Ancol dan Gangga - JPNN.com Jatim
Petugas kepolisian berjaga di pintu masuk Taman Impian Jaya Ancol, Jakarta Utara, Sabtu (15/5). Pengelola Ancol menutup seluruh area rekreasi dan wisatanya selama sehari guna penyemprotan disinfektan dan evaluasi penguatan protokol kesehatan. Foto: arsip JPNN.com/Ricardo

Selama ini Singapura termasuk negara yang paling sigap dalam menangani pandemi. Negara ini termasuk yang paling awal dalam melakukan vaksinasi nasional.

Januari tahun ini Perdana Menteri Lee Hsien Loong memulai proses vaksinasi terhadap seluruh penduduk Singapura. Dengan manajemen yang profesional, Singapura muncul sebagai salah satu negara yang paling sukses dalam menangani pandemi.

Namun, munculnya varian baru yang menular dengan sangat cepat membuat proyek vaksinasi seolah tidak mempunyai arti. Singapura harus kembali melakukan lockdown.

Di Amerika Serikat, pemerintah mengeluarkan kebijakan kontroversial beberapa hari terakhir ini. Pusat Pengendalian Penyakit Menular Amerika memperbolehkan semua orang yang sudah divaksin tidak memakai masker ketika berada di tempat terbuka.

Namun, warga yang sudah divaksin tetap harus bermasker di tempat tertutup. Kebijakan itu menimbulkan kebingungan dan sejumlah negara bagian menolak mengikuti keputusan terbaru ini karena melihat ancaman penularan masih sangat tinggi dengan munculnya varian baru.

Munculnya virus varian baru ini juga menjadi ancaman bagi Indonesia, apalagi program vaksinasi masih belum separuh jalan. Ditambah dengan adanya momen Lebaran, ancaman penularan varian baru menajadi sangat serius karena kasus tsunami pandemi India bisa terjadi setiap saat di Indonesia.

Pemerintah sudah menerapkan larangan mudik untuk menghindari transfer penyakit dari kota ke desa. Namun, larangan itu tidak sepenuhnya efektif mencegah para pemudik. Buktinya masih banyak yang nekat menerobos barikade.

Kebobolan terjadi pada beberapa pusat penyekatan utama keluar Jabodetabek. Ratusan ribu pemudik diperkirakan lolos. Presiden Jokowi sendiri memperkirakan pemudik yang nekat mencapai angka 18 juta orang.

Kasus kerumunan di lokasi wisata Ancol terjadi karena larangan mudik diberlakukan setengah hati dengan tetap dibukanya lokasi wisata.
Facebook JPNN.com Jatim Twitter JPNN.com Jatim Pinterest JPNN.com Jatim Linkedin JPNN.com Jatim Flipboard JPNN.com Jatim Line JPNN.com Jatim JPNN.com Jatim

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jatim di Google News