Ancol dan Gangga

Minggu, 16 Mei 2021 – 06:06 WIB
Ancol dan Gangga - JPNN.com Jatim
Petugas kepolisian berjaga di pintu masuk Taman Impian Jaya Ancol, Jakarta Utara, Sabtu (15/5). Pengelola Ancol menutup seluruh area rekreasi dan wisatanya selama sehari guna penyemprotan disinfektan dan evaluasi penguatan protokol kesehatan. Foto: arsip JPNN.com/Ricardo

Larangan mudik dan imbauan agar tidak keluar rumah ternyata tidak efektif untuk menahan orang supaya tidak meninggalkan rumah. Keputusan pemerintah untuk tetap membuka tempat wisata membuat masyarakat tergoda untuk keluar rumah meghilangkan suntuk.

Tempat-tempat wisata pun penuh dijubeli pengunjung. Pantai Ancol mencatat jumlah pengunjung sampai hampir 50 ribu orang dalam sehari.

Dibanding dengan peserta festival mandi massal di Sungai Gangga, jumlah pengunjung Pantai Ancol terlalu kecil. Mandi massal di festival Kumbh Mela diikuti oleh total dua juta orang di sepanjang Sungai Gangga yang membentang melewati beberapa wilayah negara bagian di India.  

Kumbh Mela adalah festival keagamaan terbesar di dunia dan dilaksanakan selama tiga hari di Kota Allahabad, India. Festival itu berlangsung selama delapan minggu dan diikuti oleh jutaan orang yang berkumpul di Desa Kumbh.

Para peziarah datang dari berbagai wilayah di seluruh India untuk mandi pagi sebagai ritual kedamaian dan cinta. Desa Kumbh yang luasnya 25 kilometer persegi sudah dilengkapi dengan berbagai fasilitas kesehatan untuk menjaga penularan.

Namun, para peziarah tidak ada yang mengindahkan protokol kesehatan. Mereka mandi di sungai tanpa memakai masker dan tidak menjaga jarak. Momen itulah yang diduga menjadi super-super spreader yang menyebabkan tsunami pandemi.

Beberapa pekan lalu, India tampak mampu mengendalikan pandemi. Pada Januari hingga Februari, kasus Covid-19 di negara itu berada di bawah 20.000 -relatif rendah di negara dengan penduduk 1,3 miliar orang.

Ketika itu India disebut-sebut hampir mencapai herd immunity atau kekebalan kelompok yang dianggap sebagai titik puncak kemenangan menghadapi pandemi. Namun, rupanya masyarakat abai.

Kasus kerumunan di lokasi wisata Ancol terjadi karena larangan mudik diberlakukan setengah hati dengan tetap dibukanya lokasi wisata.
Facebook JPNN.com Jatim Twitter JPNN.com Jatim Pinterest JPNN.com Jatim Linkedin JPNN.com Jatim Flipboard JPNN.com Jatim Line JPNN.com Jatim JPNN.com Jatim

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jatim di Google News