Kejiwaan Korban Pelecehan Seksual Tak Bisa Disimpulkan dari Aktivitas Sehari-hari Saja
jatim.jpnn.com, SURABAYA - Praktisi Psikolog Klinis dan forensik Surabaya Riza Wahyuni mengungkapkan kondisi psikologis korban pelecehan seksual atau pencabulan tidak bisa serta merta dilihat dari aktivitas sehari-hari saja.
“Untuk mengetahui kondisi psikologis korban pelecehan seksual tentu harus dilakukan pemeriksaan secara mendalam,” kata Riza saat dihubungi, Jumat (24/2).
Dia mengatakan kondisi psikologis korban yang terlihat baik-baik saja bisa jadi menyimpan trauma yang mendalam.
“Misalnya korban yang kelihatan baik-baik saja kayaknya santai, tapi begitu dilakukan pemeriksaan psikologi mendalam ternyata ada trauma,” jelasnya.
Menurutnya, trauma yang dirasakan korban pelecehan bisa mengakibatkan ide-ide yang diluar nalar seperti tindakan bunuh diri.
“Jadi, artinya untuk meihat seseorang tersebut betul-betul trauma harus ada data mendukung tidak bisa berdasarkan observasi. Bahwa untuk bisa menyatakan kondisi psikologisnya baik harus dilakukan pemeriksaan mendalam,” katanya.
Pemeriksaan psikologis kepada korban pelecehan seksual ada beberapa tahap yang harus dilakukan.
Pertama, korban perlu proses pendampingan untuk mengetahui sejauh mana peristiwa pelecehan terjadi pada dirinya.
Untuk mengetahui trauma yang dialami korban pelecehan seksual, harus dilakukan pemeriksaan mendalam. Simak selengkapnya.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jatim di Google News