Siswa yang Dibanting Saat Pertandingan Futsal Alami Retak Tulang Ekor

jatim.jpnn.com, SURABAYA - Korban kekerasan pelatih saat pertandingan futsal di Surabaya BAI (11) mengaku masih merasakan nyeri di bagian punggung.
"Di sini (bagian punggung yang sakit). Iya (belakang), enggak ada lagi," kata BAI, Senin (28/4).
BAI mengungkapkan kejadian yang dialami itu terjadi ketika sekolahnya MI Al-Hidayah bertanding futsal dengan SDN Simolawang dalam laga semifinal di SMP Labschool Unesa.
“Pas selebrasi ditarik dari belakang, enggak tahu (alasan dibanting), (selama pertandingan) enggak ricuh, aman,” ungkapnya.
Walakin, BAI tetap bertanding hingga laga di final dan membawa timnya juara. Namun, dia baru merasa nyeri di bagian punggung setelah semua pertandingan selesai.
"(Pas bermain) enggak kerasa apa-apa, terus pas habis di-rontgen (diperiksa) itu baru terasa (nyeri). (Setelah ini) enggak bisa main," ujarnya.
Baca Juga:
Bambang Sri Mahendra selaku ayah korban mengatakan pihak rumah sakit melarang anak bungsunya itu melakukan aktivitas berat dalam beberapa bulan ke depan.
"Setelah di-rontgen terjadi keretakan tulang ekor. Anak ini tidak boleh bermain olahraga lagi yang keras-keras disuruh istirahat antara lima sampai enam bulan sampai penyembuhan," ucap Bambang. (mcr12/jpnn)
Siswa SD yang mengalami dugaan kekerasan oleh pelatih futsal saat bertanding mengalami retak pada tulang ekornya.
Redaktur & Reporter : Arry Dwi Saputra
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jatim di Google News