Soroti Rupiah Digital, Dosen Bisnis UPN Beber Dampak Bagi Ekonomi di Indonesia

Dia menilai meski menjanjikan, implementasi CBDC di Indonesia tetap menghadapi berbagai tantangan. Pertama, literasi masyarakat. Banyak masyarakat yang belum memahami perbedaan e-money, kripto, dan CBDC.
"Edukasi intensif diperlukan agar penggunaan Rupiah Digital bisa maksimal," tuturnya.
Kedua, kemanan siber dan perlindungan data. Seiring meningkatnya transaksi digital, serangan siber dan penipuan online juga berpotensi meningkat.
"Bank Indonesia harus menerapkan standar keamanan tinggi, termasuk enkripsi data, firewall, dan verifikasi berlapis," ucapnya.
Ketiga, potensi disintermediasi perbankan. Jika masyarakat bisa menyimpan dan bertransaksi langsung dengan dompet digital bank sentral, peran bank konvensional bisa tergeser.
"Bank bisa tetap bersaing dengan menawarkan produk inovatif seperti pinjaman berbasis AI, loyalitas pelanggan, dan layanan konsultasi investasi," ujarnya.
Keempat, infrastruktur teknologi. Keberhasilan CBDC membutuhkan jaringan internet yang kuat, stabilitas server, dan cloud computing yang handal.
"Integrasi dengan operator seluler serta startup teknologi juga krusial agar Rupiah Digital bisa diakses oleh seluruh lapisan masyarakat, termasuk di daerah terpencil," jelasnya. (mcr12/jpnn)
Dosen Bisnis Digital UPN Veteran Jatim Iswanda F Satibi menilai rupiah digital siap mengubah lanskap transaksi.
Redaktur & Reporter : Arry Dwi Saputra
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jatim di Google News