Komunitas Menuju Dua Garis Beri Edukasi Kesuburan Lewat Fertility Bootcamp

Ada beberapa faktor lainnya yang menjadi keberhasilan bayi tabung, seperti teknologi di Indonesia yang tak kalah cnggih dibandigkan dengan luar negeri, akses informasi, obat-obatan, dan lainnya.
Dr Ben menyebut masih ada pasutri yang terlambat datang untuk IVF. Sebab, mindset bayi tabung adalah pilihan terakhir.
"Kadang berpikir bayi tabung sebagai pilihan terakhir, padahal sejak awal sebenarnya kalau dia indikasi mutlak untuk bayi tabung harus dipikirkan untuk ke sana, tetapi semakin lama, semakin terbuka, di komunitas ini juga menyampaukan IVF bukan hal yang tabuh, bukan hal yang completed, nggak sesusah itu. Kami cuma butuh 2 bulan untuk bisa dapat embrio," jelasnya.
Dokter spesialis Obstetri dan Ginekologi (Obgyn) Morula IVF Dr dr Jimmy Yanuar Annas SpOG Subsp FER menyebut, banyak pasien datang terlambat ketika IVF. Terlambat ini dalam artian usia.
"Cukup tinggi (pasien datanf terlambat), sementara ini memang masih cukup banyak yang tertunda. Karena apa? Biasanya di Indonesia ini angka penundaan itu sekitar 10 tahunan sehingga itu PR kita untuk memperpendek, salah satunya acara ini untuk awareness pasangan-pasangan untuk segera melakukan konsultasi," urai dr Jimmy.
Dr Jimmy menjelaskan usia wanita optimal sebelum umur 30 tahun. Setelah usia 30-35 tahun ke atas sudah mulai menurun maka usia ideal IVF sekitar 35 tahun.
"Memang sudah ada indikasi untuk bayi tabung, ya segera kita melakukan proses bayi tabung. Karena begitu kita menunda, tentu berdampak terhadap biaya karena dosis yang kami gunakan lebih tinggi, jumlah sel telur lebih sedikit. Kalau jumlah sel telur sedikit, keberhasilannya pun turun sehingga memang waktu yang tepat itu memang sangat ditekankan," kata Jimmy. (mcr23/jpnn)
Komunitas Menuju Dua Garis gelar Fertility Bootcamp untuk edukasi soal fertilitas
Redaktur : Arry Dwi Saputra
Reporter : Ardini Pramitha
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jatim di Google News