Kesaksian Orang Tua Kembar Siam yang Baru Tahu Kondisi Anaknya Dempet Saat Lahiran

RSUD dr Iskak juga langsung melakukan koordinasi dengan tim kembar siam di RSU dr Soetomo untuk melakukan proses pemisahan.
“Kasus pertama di sini (Tulungagung) sudah ada timnya. Jadi, dari RS Tulungagung sudah koordinasi dari awal. Saat itu bilangnya menunggu cukup bulan agar organnya cukup untuk pemisahan itu (operasi),” katanya.
Sejak dirujuk, kedua bayi dilakukan perawatan intensif di RSUD dr Iskak Tulungagung. Setelah tiga bulan dirawat, Arseino dan Arselo sempat dirawat di rumah dengan pantauan ketat dari bidan setempat.
“Sempat (dibawa pulang), tetapi pengawasan ketat. Jadi, bidan desa tiap hari ke rumah, dokter RS dua minggu sekali, dokter puskesmas seminggu sekali, rumah steril tidak boleh ada kunjungan ibaratnya di jawa jagong (menjaga) begitu,” ujarnya.
Tak berselang lama, kondisi keduanya tiba-tiba menurun dan langsung dirujuk ke RSU dr Soetomo pada 14 Agustus 2024. Selang dua hari, tepatnya pada 16 Agustus dilakukan pemisahan kepada buah hatinya.
Sayangnya, takdir berkata lain, dari operasi selama sembilan jam itu, Arsenio tidak berhasil diselamatkan, sedangkan Arselo masih bertahan.
Kini, kondisi Arselo makin membaik sejak dilakukan operasi. Alat bantu napas juga sudah dilepas.
“Sudah boleh minum sedikit demi sedikit jadi 45 ml per 12. Jadi, per dua jam. Sudah ada peningkatan membaik meski satunya harus kalah, enggak ada dari Jumat lalu,” jelasnya.
Orang tua Arsenio dan Arselo tak mengetahui bahwa anaknya mengalami kelainan, yakni dempet pantat (aku bingung bikin teaser)
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jatim di Google News