Bertahun-tahun Menabung, Impian Penjual Kerupuk Asal Probolinggo Berhaji Terwujud
jatim.jpnn.com, SURABAYA - Sedikit demi sedikit lama lama menjadi bukit. Ungkapan itu bisa disematkan kepada penjual kerupuk asal Probolinggo Nur Hasanah (49).
Nur Hasanah merupakan jemaah calon haji (JCH) yang tergabung dalam Kloter 43. Bertahun-tahun dia menyisihkan pendapatannya Rp5.000 sampai dengan Rp10.000.
Meski mengalami cedera di kaki karena syaraf terjepit. Namun, asa Nur Hasanah untuk melihat Ka'bah tidak berkurang sama sekali.
“Saya bisa berjalan pelan dan agak pincang, disarankan dokter untuk operasi tetapi saya menolak karena mau berangkat haji. Kalau sudah pulang, saya konsultasikan lagi,” ujar Nur Hasanah, Jumat (24/5).
Setiap hari, ibu tiga anak itu berjualan kerupuk di Pasar Wonoasih Probolinggo mulai jam 03.00-09.30 WIB. Namun, jika sepi pembeli dia bisa pulang pukul 09.00 WIB.
“Dulu saya menggoreng dan mengemas kerupuk sendiri. Alhamdulillah kini saya bisa mempekerjakan orang untuk membantu produksi. Kalau bahan, saya mengambil dari Sidoarjo,” katanya.
Dia tak menyangka bisa mendapat panggilan untuk menunaikan rukun Islam kelima ini. Dirinya bersyukur lantaran dibantu oleh suaminya Kholili sebagai petani.
“Kalau sekarang suami sudah tidak kerja lagi karena sakit stroke. Suami saya juga sudah tiga tahun ini sakit stroke. Meskipun jalan harus dituntun, kami sudah siap lahir batin berangkat haji,” tuturnya.
Cerita penjual krupuk asal Probolinggo bisa tunaikan ibadah haji meski nabung Rp5-10 ribu perhari
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jatim di Google News