Enggan Terapkan Pembayaran QRIS, Jukir di Surabaya Alasan Pendapatan Berkurang

Kamis, 11 Januari 2024 – 10:05 WIB
Enggan Terapkan Pembayaran QRIS, Jukir di Surabaya Alasan Pendapatan Berkurang - JPNN.com Jatim
Dishub terapkan sistem baru pembayaran parkir lewat Qris. Foto: Ardini Pramitha/JPNN.com

jatim.jpnn.com, SURABAYA - Penerapan pembayaran parkir melalui QRIS di Surabaya belum bisa berjalan mulus lantaran mendapat penolakan dari sejumlah juru parkir atau jukir. Salah satunya di Jalan Tunjungan.

Salah satu jukir di Jalan Tunjungan bernama Faisal (24) mengatakan kebijakan dari Pemkot Surabaya soal pembayaran parkir menggunakan QRIS dapat mengurangi pendapatannya sehari-hari.

“Misalnya, saya dapat Rp200 ribu. Kemudian sistem pembagian 35 persen maka saya hanya dapat Rp60 ribu,” ujar Faisal, Rabu (10/1).

Dia mengaku dalam sehari bisa menghasilkan pendapatan hingga Rp150 ribu dengan jam kerja mulai pukul 09.00 WIB sampai 16.00 WIB. 

“Wajib setor Rp 40 ribu, baik ramai atau sepi. Kalau ramai dapat Rp200 ribu. Dari dishub diberi 16 karcis. Untuk mobil tarifnya Rp5 ribu, motor Rp2 ribu,” katanya.

Faisal meyakini penerapan QRIS akan disepakati bersama teman-temannya asalkan persentase pembagian hasil yang diberikan jukir lebih besar.

“Besarannya 60 persen masuk ke jukir. Kalau kurang dari itu tetap ada penolakan dari jukir lain,” tuturnya.

Terpisah, Kepala UPTD Parkir Dishub Surabaya Jeane Taroreh menjelaskan kebijakan pembayaran parkir menggunakan QRIS tersebut masih dirapatkan lagi guna menentukan sosialisasi lebih lanjut. 

Pembayaran parkir dengan QRIS mendapat penolakan dari jukir di Surabaya dengan alasan pendapatannya berkurang.
Facebook JPNN.com Jatim Twitter JPNN.com Jatim Pinterest JPNN.com Jatim Linkedin JPNN.com Jatim Flipboard JPNN.com Jatim Line JPNN.com Jatim JPNN.com Jatim

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jatim di Google News