1.951 Penyintas Gunung Semeru di Huntap Terancam Kekurangan Air
jatim.jpnn.com, LUMAJANG - Sebanyak 1.951 penyintas erupsi Gunung Semeru telah dipindah di Desa Sumbermujur, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang. Tahap relokasi sudah selesai, tetapi berjalannya waktu ribuan orang tersebut berpotensi besar kekurangan air.
Dari penelitian yang dilakukan beberapa peneliti dari Universitas Pembangunan Nasional atau UPN Yogyakarta, mereka menemukan tiga mata air yang digunakan masyarakat relokasi.
Eko Teguh Paripurno Ketua Pusat Studi Manajemen Bencana UPN Veteran Yogyakarta menyampaikan pembangunan hunian tetap (huntap) yang dibangun pemerintah idealnya melalui rangkaian kajian rinci. Hal tersebut supaya relokasi penyintas tidak menimbulkan risiko baru.
Dalam temuannya pada Agustus 2022, ketersediaan air baku yang berasal dari tiga mata air hanyalah sebesar 35 liter/detik atau 126.000 liter/hari (debit saat penelitian ini dilakukan).
Kebutuhan warga menunjukkan rata-rata untuk rumah tangga sebesar 156,67 liter/hari/keluarga. Sebanyak 1.951 KK penyintas akan menghuni huntap maka diperlukan pasokan air sebanyak 306.663,17 liter/hari.
"Kami mencoba untuk ikut membantu mengkaji, terutama di urusan penentuan kebutuhan air baku. Jangan sampai tidak ada rencana cadangan jika memang air baku yang disiapkan pihak pengembang tidak mencukupi," kata Eko, Kamis (8/9).
Tidak hanya itu, peneliti juga melakukan geolistrik. Dari pengukuran geolistrik resistivitas, air tanah dalam yang berkembang di kawasan huntap tidak cukup efektif dan ekonomis untuk dimanfaatkan.
Pasalnya, hanya ada satu titik yang menunjukkan adanya air tanah dalam, sedangkan pelamparannya tidak menerus di titik lainnya.
Ribuan penyintas erupsi gunung Semeru yang direlokasi ke huntap terancam kekurangan air.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jatim di Google News