Pascakenaikan BBM, Sopir Angkot Pasrah Penumpang Menurun, Tarif Tidak Naik

“Kami ini juga bingung kalau dinaikan (tarif) takut tidak dapat penumpang. Kalau tarifnya tidak dinaikan, itu enggak nutut (pendapatannya),” katanya.
Yusuf juga mengeluhkan jauh sebelum BBM naik pendapatannya tidak menentu, bahkan pernah suatu hari tidak dapat penghasilan.
“Kadang cuma dapat Rp50 ribu kadang Rp30 ribu kadang enggak sama sekali. Kadang uang yang didapat cuma cukup buat setoran angkot,” katanya.
Jika sebelum harga BBM naik dia bisa membeli bensin dengan harga Rp100 ribu kini jadi Rp130 ribu.
Yusuf yang telah bekerja sebagai sopir angkot selama 39 tahun itu hanya bisa menerima keputusan pemerintah.
“Percuma, demo juga pernah tidak ditanggapi. Demo-demo aja enggak ada hasilnya,” ucap Yusuf. (mcr23/jpnn)
Sopir angkot di Terminal Intermoda Joyoboyo sambat sepi penumpang pascakenaikan BBM.
Redaktur : Fahmi Azis
Reporter : Ardini Pramitha
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jatim di Google News