Tak Digubris Pemda, 3 Warga Terdampak Erupsi Semeru Jalan Kaki ke Istana Negara

jatim.jpnn.com, YOGYAKARTA - Tiga orang korban terdampak bencana erupsi Gunung Semeru pada Desember silam melakukan aksi jalan kaki dari Lumajang menuju Istana Negara, Jakarta Pusat.
Ketiga warga Desa Sumber Wuluh, Candipuro, Lumajang, itu ingin bertemu langsung dengan Presiden Joko Widodo.
Mereka ialah Nor Holik (41), Masbud (36), dan Pangat (52). Mereka tampak mengenakan kaus bertuliskan "korban erupsi Semeru menuntut keadilan" saat singgah di kawasan Tugu Yogyakarta, Rabu (29/6)..
Nur Holik mengungkapkan aksi jalan kaki ke Istana Negara itu bertujuan mengadukan aktivitas penambangan pasir di Kali Regoyo yang dinilai tidak wajar.
Menurutnya, aktivitas penambangan itu diduga menjadi penyebab aliran banjir lahar dingin Gunung Semeru pada 2021 menerjang permukiman di desanya.
"Ini semua berawal dari oknum penambang yang membuat tanggul melintang untuk menghambat aliran air," ujar dia.
Dia menjelaskan oknum perusahaan penambang pasir melakukan penanggulan di Kali Regoyo pada 2019 untuk menghambat dan menampung pasir yang terbawa aliran sungai.
Tanggul dibuat melintang selebar sungai dengan ketinggian hingga empat meter, sama dengan ketinggian tanggul pengaman banjir pada sempadan sungai yang dahulu dibangun oleh pemerintah era Presiden Soeharto pada 1970.
Tiga warga korban terdampak bencana erupsi Gunung Semeru melakukan aksi jalan kaki dari Lumajang ke Istana Negara.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jatim di Google News