Soal Konsep Smart City Bersama CALD, Ipuk Paparkan Guna Smart Kampung di Masa Pandemi

jatim.jpnn.com, BANYUWANGI - Dalam menangani pandemi Covid-19, Kabupaten Banyuwangi mengoptimalkan teknologi Smart Kampung.

Hal tersebut dipaparkan oleh Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani dalam Forum Webinar Smart City International yang digelar oleh Councils of Asian Liberals and Democrats (CALD) yang berbasis di Filipina, Selasa.

Menurut Ipuk, Smart Kampung dari Banyuwangi merupakan sistem yang memulai layanan informasi pemerintahan dari pinggiran atau desa.

"Sistem ini memfokuskan pada konektivitas antar desa. Melihat luas Banyuwangi yang sebesar 5.700 km2 dan terdiri dari pegunungan, hutan, hingga pesisir pantai. Konektivitas antar desa menjadi sangat penting," papar Bupati Ipuk.

Di level sub layanan, lanjut Ipuk, Smart Kampung mencakup 7 dimensi, yakni pendidikan dan seni budaya, pelayanan kesehatan, pemberdayaan ekonomi masyarakat desa, penanggulangan kemiskinan, one stop service pelayanan publik, tata kelola keuangan desa dan informasi publik.

Selain itu, ada program Bupati Ngantor di Desa (Bunga Desa). Program tersebut dilakukan Bupati Ipuk dan Wakil Bupati Sugirah untuk menjemput bola berbagai permasalahan warga desa.

Di masa pandemi, Smart Kampung juga dimanfaatkan untuk pelaporan daring bantuan sosial (bansos) bagi warga terdampak pandemi.

"Dalam pelaporan bansos daring tersebut ada dua fitur, yakni pelaporan warga yang belum menerima bantuan dan  pengecekan penerima bansos," jelas Ipuk