RS Rujukan COVID-19 di Banyuwangi Teriak Kekurangan Nakes dan Tenaga Medis
jatim.jpnn.com, BANYUWANGI - Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani memantau rumah sakit (RS) rujukan penanganan COVID-19 dengan melihat kapasitas ruang ICU dan isolasi, SDM tenaga kesehatan (nakes), serta sarana alat kesehatan.
"Saya sangat berterima kasih kepada semua RS dan nakes yang terus berikhtiar serta tidak menyerah, meski kami tahu kondisinya sulit saat ini," kata Ipuk, Minggu (4/7).
Salah satu tantangan yang dihadapi sekarang, menurut dia, ialah ketersediaan nakes. Sebab, belakangan sebagian dari mereka juga terpapar COVID-19 dan masih menjalankan isolasi.
Pemkab Banyuwangi pun tengah merekrut sukarelawan nakes untuk ditugaskan membantu penanganan pasien COVID-19 di rumah sakit.
"RSUD Blambangan telah membuka pendaftaran sukarelawan, mulai dari dokter, bidan, petugas oksigen, hingga juru rawat jenazah. Total ada 53 orang," ujar dia.
Ipuk mengatakan dalam waktu dekat RSUD Genteng akan melakukan hal yang sama. Adapun RS rujukan COVID-19 lainnya akan dibuat skema tertentu untuk memenuhi kebutuhan nakes dan tenaga medis.
Bupati Ipuk mewanti-wanti masyarakat Banyuwangi untuk terus berdisiplin menjalankan protokol kesehatan (prokes).
"Bukan buat siapa pun, tetapi untuk warga dan keluarganya sendiri," tutur dia.
Sejumlah rumah sakit (RS) rujukan penanganan COVID-19 di Banyuwangi mengeluhkan kekurangan tenaga kesehatan (nakes) dan tenaga medis.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jatim di Google News