Cecak Ditelan Buaya
Upaya penyadapan terhadap Susno ditanggapi dengan pernyataan cecak akan melawan buaya. Masyarakat pendukung KPK memprotes dengan berbagai macam demonstrasi dengan poster bertuliskan
Ada slogan 'Saya cicak, berani melawan buaya' karena buaya dianggap mau melindungi tikus yang dipersonifikasikan sebagai lambang koruptor.
Presiden SBY ketika itu ikut meramaikan situasi dengan mengatakan KPK tidak boleh dibiarkan too powerful and unchecked, terlalu kuat dan tidak terkontrol. Mungkin SBY mulai merasa gerah dan gatal-gatal karena kasus korupsi Bank Century menyerempet ke sekitar Istana.
KPK yang dibentuk semasa pemerintahan Megawati pada 2003 tumbuh menjadi superbodi yang bergerak cepat menangani kasus-kasus megakorupsi yang macet. Manuver KPK itu membuat gerah banyak orang.
Lalu, Antasari Azhar sebagai ketua KPK ketika itu, ditangkap karena dianggap terlibat dalam skandal seks dan pembunuhan. Hal itu dianggap sebagai kriminalisasi untuk melemahkan KPK.
Pimpinan lain di KPK juga mengalami kriminalisasi dengan skala yang berbeda-beda, mulai Bibit Samad Rianto dan Chandra Hamzah yang dituduh memeras, sampai Abraham Samad dan Bambang Widjojanto yang dituduh memalsukan dokumen dan memberi keterangan palsu di pengadilan.
Semua tuduhan itu tidak terbukti dan akhirnya dideponir, dihentikan.
Masyarakat mencatat semua sebagai tarung cecak vs buaya jilid satu, jilid dua, jilid tiga, dan seterusnya. Penyidikan polisi terhadap ketua KPK Agus Rahardjo atas tuduhan penyalahgunaan wewenang pada 2017 juga disebut sebagai lanjutan dari episode cecak vs buaya.
Tes wawasan kebangsaan di KPK, mungkin, akan menjadi episode terakhir pertarungan cecak vs buaya.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jatim di Google News