Sungsang

Jumat, 14 Mei 2021 – 06:38 WIB
Sungsang - JPNN.com Jatim
Ilustrasi suap. Ilustrator: Rahayuning Putri Utami/JPNN.com

Bahkan di tengah jepitan dua hari besar nasional, Idulfitri dan Kebangkitan Isa Almasih, tanda pagar pecat itu masih menjadi perhatian besar para warganet yang kecewa terhadap KPK.

Tagar 'Berani Jujur Hebat' dibuat oleh KPK sebagai sebuah kampanye budaya yang digencarkan ke berbagai kota bersar di seluruh Indonesia. Salah satu tujuannya ialah mengampanyekan budaya jujur yang selama ini dianggap masih lemah di Indonesia.

Budaya jujur dengan sendirinya akan membuat seseroang menahan diri dari melakukan korupsi. Oleh karena itu, alih-alih membuat pesan langsung seperti misalnya ’Tidak Korupsi Hebat’, KPK memakai logika sungsang dengan membalik pesannya menjadi ‘Berani Jujur Hebat’.

Dalam tradisi ilmu mantik atau ilmu logika ada teknik pemahaman terhadap teks yang disebut sebagai ‘mafhum mukhalafah’ atau pemahaman terbalik. Sesuatu pesan dipahami melalui pernyataan yang berseberangan.

Berani jujur hebat berarti mafhum mukhalafahnya ‘berani korupsi brengsek’. Untuk berlaku jujur dan bertindak korup sama-sama butuh keberanian nyali, oleh karena itu KPK lebih mendorong orang untuk memakai keberanian untuk berlaku jujur daripada berlaku korup.

Pada Pemilu 2009, Partai Demokrat menampilkan diri sebagai parpol anti-korupsi melalui iklan media yang sangat gencar dengan tagline ’Katakan Tidak pada Korupsi’.

Tagline itu menjadi sangat terkenal di publik karena selain pesannya jelas dan tegas, para bintang iklannya juga dianggap sangat kredibel dan berpenampilan menarik. Angelina Sondakh, Putri Indonesia 2001, adalah salah satu daya utama karena cantik dan cerdas.

Ada juga Edhie Baskoro Yudhoyono, putra Presiden SBY, ada Anas Urbaningrum, politisi muda yang disebut-sebut sebagai the next leader, ada Andi Mallarangeng yang muda, ganteng, pintar, dan kemudian menjadi menteri pemuda dan olahraga. Ada juga politisi muda Demokrat M. Nazarudin yang menjabat bendahara umum partai.

Inilah contoh nyata politisi berotak sungsang. Belum lama dia mendukung Prabowo dan menjelek-jelekkan Jokowi, tetapi kemudian balik mendukung Jokowi.
Facebook JPNN.com Jatim Twitter JPNN.com Jatim Pinterest JPNN.com Jatim Linkedin JPNN.com Jatim Flipboard JPNN.com Jatim Line JPNN.com Jatim JPNN.com Jatim

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jatim di Google News