Pengamat Sebut Pencawapresan Gibran Malah Membebani Prabowo
![Pengamat Sebut Pencawapresan Gibran Malah Membebani Prabowo - JPNN.com Jatim](https://cloud.jpnn.com/photo/jatim/news/normal/2023/09/08/pengamat-politik-unair-airlangga-pribadi-kusman-menyoroti-ke-dgra.jpg)
jatim.jpnn.com, SURABAYA - Dalam survei Charta Politika, pencalonan Gibran Rakabuming Raka disebut malah membebani elektabilitas Prabowo Subianto.
Pengamat Politik Unair Airlangga Pribadi Kusman menilai hal itu adalah wajar. Dia menilai penurunan elektabilitas Prabowo-Gibran adalah konsekuensi makin tingginya kesadaran publik adanya intervensi kekuasaan dalam meloloskan Gibran seusai putusan MK.
Ketua MK diketahui adik ipar Presiden Jokowi atau paman Gibran. Di media sosial juga marak sebutan ‘Mahkamah Keluarga’ sebagai sindiran atas putusan kontroversial MK yang harus mengubah undang-undang untuk meloloskan Gibran.
“Alih-alih memperkuat suara, malah membebani Prabowo. Persepsi naiknya Gibran sebagai cawapres tidak bisa dipisahkan dari intervensi kekuasaan dan penggunaan institusi hukum MK sebagai instrumen kekuasaan,” ujar Airlangga, Selasa (7/11).
Airlangga menyebut persepsi adanya intervensi kekuasaan di tubuh MK membuat pandangan publik bergeser, terutama bagi para pendukung Presiden Jokowi dan tidak serta merta memperkuat Gibran.
“Justru yang terjadi penguatan tentang tampilnya Gibran sebagai simbol representasi politik dinasti Jokowi yang berusaha melanggengkan kekuasaan,” katanya.
Charta Politika merilis hasil survei terbaru. Simulasi tiga pasangan capres-cawapres Ganjar-Mahfud mendapat elektabilitas tertinggi 36,8 persen, Prabowo-Gibran 34,7 persen.
Kemudian Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar 24,3 persen. Adapun jumlah responden yang tidak menjawab sebanyak 4,3 persen.
Pencawapresan Gibran dinilai malah membebani Prabowo karena persepsi Mahkamah Keluarga
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jatim di Google News