Pengamat Unair: Pencalonan Gibran Prabowo Jadi Penyalahgunaan Kekuasaan

Airlangga menyimpulkan adanya penyalahgunaan kekuasaan jika benar  muncul pasangan Prabowo-Gibran. 

Kedua, implikasi dari langkah politik yang memperlihatkan cacat yuridis dan indikasi subordinasi penjaga konstitusi dalam hal ini MK. 

Artinya, pasangan Prabowo-Gibran mengandung cacat politik dan cacat konstitusional.

“Mereka sejak awal menjadi bagian dari kekuatan politik yang memperoleh imbas keuntungan dari manuver untuk melemahkan etika republik dan memasung demokrasi kita,” ucapnya.

Ketiga, alih berharap terjadinya Pilpres 2024 yang tidak ditandai polarisasi politik, justru pelemahan etika republik muncul sampai ke tingkat bawah, mengingat ada yang diuntungkan dari berbagai pelemahan republik maupun demokrasi yang berjalan. 

Keempat, alih-alih memunculkan tampilnya politisi muda yang bersih sesuai, justru memberikan noda pada bagi Gibran karena dimunculkan dalam prosesi politik yang penuh penghancuran atas trias politika. 

Kelima, peristiwa politik amat disayangkan karena membuat akhir dari pemerintahan Jokowi yang berlangsung dengan baik, diakhiri dengan politik yang menghancurkan bangunan demokrasi.

“Ibarat pesawat yang dalam perjalanannya berlangsung dengan mulus, akhirnya mengalami crash landing. Fatal sekali efeknya dari proses politik yang banyak menerabas etika politik bagi bangunan republik kita," kata Airlangga. (mcr12/jpnn)