Pasutri dan Dua Pegawai Kantor BPN Kota Batu Palsukan 11 Sertifikat Tanah

Akta yang dibuat tiga tersangka sebelumnya diduga palsu karena pihak pejabat pembuat akta tanah (PPAT) merasa tidak mengeluarkan akta tersebut.
"Para tersangka melakukan perbuatan tersebut karena ingin mendapatkan keuntungan materi," ujarnya.
Dari sebelas akta SHM yang dipalsukan, mereka mendapatkan keuntungan puluhan hingga ratusan juta. Rinciannya, tersangka Eka mendapat uang dari korban sebesar Rp850 juta.
Tersangka Hendri mendapat Rp50 juta dari Eka, lalu Sulthon mendapat Rp30 juta dari Hendri. Nanang mendapat uang Rp48 juta dari Eka, sedangkan Andi Lala mendapat uang Rp400 ribu.
Pihak kepolisian juga memerinci jumlah kerugian formil dari kasus pemalsuan akta palsu ini. Pihak PPAT melaporkan kerugian materi biaya peralihan senilai Rp55 juta serta berpotensi dibebani pajak peralihan.
Kemudian Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Kota Batu juga dirugikan karena sudah beralih hak. Namun, tidak ada pajak yang masuk.
"Besar kerugian dari pajak beralih hak diperkirakan mencapai Rp26 juta lebih. Selain itu, pemilik objek tanah juga dirugikan karena mengeluarkan biaya Rp850 juta," bebernya.
Polisi menjerat para pelaku dengan pasal yang berbeda. Untuk tersangka Eka dan Hendri dijerat Pasal 264 ayat (1) dan ayat (2) KUHP dan atau Pasal 263 ayat (1) dan ayat (2) KUHP Jo Pasal 55 KUHP dan atau Pasal 56 KUHP.
Kasus pemalsuan sertifikat tanah libatkan dua orang pegawai BPN Kota Batu
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jatim di Google News