PDFI Jatim Sebut Gas Air Mata Tak Terdeteksi Terhadap Orang Meninggal
jatim.jpnn.com, SURABAYA - Ketua Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia (PDFI) wilayah Jatim dr Nabil Bahasuan yang melakukan autopsi kepada korban tragedi Kanjuruhan Natasya dan Nayla dihadirkan dalam sidang tragedi Kanjuruhan di PN Surabaya, Selasa (24/1).
dr Nabil menyampaikan hasil pemeriksaan patologi kedua korban yang tidak terdeteksi adanya unsur gas air mata.
“Kami melakukan autopsi 35 hari usai kejadian pada saat itu,” kata dr Nabil.
Menurut dia, gas air mata tidak bisa dideteksi terhadap orang yang sudah meninggal.
“Dapat diketahui saat kondisi korban masih hidup. Dapat diketahui cirinya seperti mata merah,” jelasnya.
dr Nabil menjelaskan ditemukan fakta lain saat melakukan autopsi, yaitu tulang iga dari korban Natasya tidak beraturan.
“Ada sekitar lima rusuk, ada pendarahan dan saya temukan di rongga dada kanan. Di daerah dada memang ada tanda kehitaman,” jelasnya
Sementara untuk hasil autopsi korban Nayla mengalami patah pada jarinya.
Hasil autopsi tragedi Kanjuruhan tidak ditemukan adanya gas air mata dari tubuh korban Natasya dan Nayla.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jatim di Google News