Demo Tolak UU TNI di Grahadi Surabaya Dibuka dengan Bakar Ban & Aksi Teatrikal

jatim.jpnn.com, SURABAYA - Ratusan elemen masyarakat yang tergabung dalam Front Anti-Militerisme (FAM) yang melakukan aksi demontrasi tolak revisi Undang-undang Tentara Negara Republik (UU TNI) mulai berdatangan ke gedung negara Grahadi Surabaya, Senin (24/3).
Pantauan JPNN.com, massa aksi tiba di lokasi sekitar pukul 13.50 WIB. Mereka kompak mengenakan pakaian serba hitam serta membawa sejumlah poster dan baner bertuliksan 'Supremasi Sipil', 'Kembalikan Militer ke Barak', 'Aws neo orba depan mata'.
Setibanya di gedung Grahadi, mereka membentuk sebuah lingkaran besar serta membawa sebuah ban bekas di tengah-tengah.
Arus lalu lintas di depan gedung Grahadi ditutup dan dialihkan menuju Jalan Taman Apsari.
Unjuk rasa dibuka dengan aksi teatrikal yang dibawakan dua mahasiswa Universitas Airlangga (Unair) terkait ketidaksetujuan masyarakat soal revisi UU TNI. Dilanjutkan dengan membacakan puisi karya Wiji Thukul.
Aksi ini digelar oleh FAM yang terdiri dari pelbagai elemen masyarakat. FAM menilai revisi Undang-undang (RUU) Nomor 34 Tahun 2004 tentang Tentara Nasional Indonesia (TNI) dapat mengembalikan dwifungsi militer dan mengancam supremasi sipil.
“Revisi UU TNI secara substansi merupakan bentuk perwujudan dwifungsi militer karena kembali memberikan kesempatan kepada TNI untuk masuk dalam pengendalian pemerintahan sipil,” kata Sekretaris Jenderal Federasi Komisi untuk Orang Hilang dan Tindak Kekerasan (KontraS) Andy Irfan.
Andy menambahakan dwifungsi TNI dapat terlaksana apabila didukung oleh struktur komando teritorial yang terdiri dari Komando Daerah Militer (Kodam), Komando Resor Militer (Korem), Komando Distrik Militer (Kodim), dan Komando Rayon Militer (Koramil).
Unjuk rasa tolak UU TNI, massa aksi mulai tiba di Gedung Negara Grahadi Surabaya.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jatim di Google News