Berkonflik Sejak 2019, Pengelola & Penghuni Apartemen Bale Hinggil Berdamai

jatim.jpnn.com, SURABAYA - Konflik antara penghuni dan pengelola Apartemen Bale Hinggil Surabaya di Jalan Dr Ir H Soekarno terus terjadi.
Terbaru, penghuni melakukan protes kepada pihak pengelola akibat pemutusan listrik dan air pada hunian mereka pada Rabu (26/2). Sebanyak 300 kepala keluarga (KK) di apartemen itu mengalami pemutusan sejak Selasa (25/2).
Ketua Perhimpunan Warga Beli Hinggil Community (BHC) Kristianto Sutanto mengatakan pemutusan listrik dan air secara sepihak itu dipicu tunggakan service charge yang digabungkan dengan biaya listrik dan air.
“Warga dipersulit membayar tagihan PLN dan PDAM. Dipersulitnya sejak awal Februari. Warga tidak bisa membayar karena diwajibkan membayar service charge yang menjadi satu dalam Virtual Account (VA),” kata Kristianto.
Konflik tersebut pun sampai ke telinga Wakil Wali Kota Surabaya Armuji hingga Komisi C DPRD Kota Surabaya. Mereka akhirnya memediasi penghuni dan pengelola apartemen tersebut.
Hasil dari mediasi itu mengeluarkan kesepakatan, yaitu penghuni akan segera melunasi tunggakan pembayaran listrik dan air, serta membayar service charge sesuai kesepakatan tahun 2021.
Namun, pengelola diwajibkan menunjukkan laporan keuangan mereka kepada penghuni sebagai bentuk transparansi.
“Clear, ya, untuk listrik Rp15.000," ucap Armuji kepada peserta rapat.
Konflik antara pengelola dan penghuni Apartemen Bale Hinggil dipicu oleh pembayaran service charge yang digabung dengan tagihan listrik dan air.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jatim di Google News