Nasib Pilu Peternak di Ngawi, Rugi Puluhan Juta Akibat Sapi Mati Terjangkiti PMK
jatim.jpnn.com, SURABAYA - Nasib pilu dialami dua peternak asal Kabupaten Ngawi. Sapi peliharaannya mendadak mati dengan kondisi mengeluarkan air liur banyak.
Matinya sapi milik peternak itu diduga karena terkena wabah penyakit mulut dan kuku atau PMK yang biasa menyerang ternak.
Salah satu peternak asal Desa Kawu, Kecamatan Kedunggalar, Kabupaten Ngawi Suyono menceritakan dua sapi miliknya itu mati mendadak pada 27 dan 28 Desember 2024. Diduga memang terinfeksi PMK.
“Saya langsung mengubur dua sapinya di belakang rumah. Ya, rugi, dua sapi itu harganya Rp30 juta,” kata Suyono.
Peternak sapi lain asal Desa Bangunrejo Lor, Kecamatan Pitu, Kabupaten Ngawi Aini mengungkapkan anak sapinya ditemukan mati dalam kondisi mengeluarkan air liur banyak.
“Kalau lihat ciri cirinya mengeluarkan air liur banyak, sama kukunya ada tanda tamda yang diduga PMK. Makan terpaksa disuapin,” ujar Aini.
Atas kejadian itu, Aini telah melaporkan ke pemerintah desa. Dia berharap wabah PMK bisa antisipasi sehingga tidak ada peternak yang mengalami hal serupa.
Sementara itu, Kepala Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Ngawi Eko Yudo Nurcahyo membenarkan jika kasus PMK mengalami kenaikan yang signifikan. Total ada 13 sapi yang mati.
Peternak di Ngawi rugi puluhan juta akibat sapi-sapinya mati karena diduga terjangkit wabah PMK.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jatim di Google News