Penjelasan Dekanat Soal Pembekuan BEM FISIP Unair Soal Kritik Prabowo-Gibran
“Kami dekanat menilai tidak beretika menggunakan kata bajingan menurut saya tidak sopan. Itu mengaburkan substansi. Silakan mengkritik tak masalah yang substansi yang disampaikan semua orang sudah tahu dan kami tak melarang,” tuturnya.
Dia menjelaskan diksi yang digunakan itu bisa mempresentasikan atau mewakili wajah dari FISIP Unair.
“Menggunakan diksi itu dan kemudian publik mengkonstruksi wajah dari FISIP Unair itu saya keberatan. Kami tidak pernah mendorong mahasiswa untuk menggunakan diksi-diksi yang kasar,” kata dia.
Pihaknya tidak melarang mahasiswa untuk melakukan suatu kritik, hanya saja memang harus ada etika yang ditaati.
“Tetap dengan koridor ilmiah. Dengan data (lakukan kritik) karena ini mahasiswa. Lain gerakan jalanan. Kalau mahasiswa harus dengan data dengan argumentasi yang kuat,” tegasnya.
Maka dari itu, adanya kejadian ini Bagong ingin melakukan pembinaan kepada mahasiswanya.
“Saya akan melakukan pembinaan kepada mereka. Untuk tidak melakukan hal yang sama dengan orang orang yang selama ini kami kritik,” ujar Bagong. (mcr23/jpnn)
Soal pembekuan BEM FISIP Unair pascakritik Prabowo-Gibran lewat karangan bunga, begini penjelasan Dekanat
Redaktur : Arry Dwi Saputra
Reporter : Ardini Pramitha
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jatim di Google News