Alasan BEM FISIP Unair Dibekukan Seusai Kritik Pelantikan Prabowo-Gibran, Ternyata
jatim.jpnn.com, SURABAYA - Pembekuan tiga pimpinan Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Airlangga (BEM FISIP Unair) seusai mengkritik pelantikan Prabowo-Gibran lewat karangan bunga karena menggunakan diksi yang tidak etis.
Karangan bunga yang diletakkan di halaman kampus FISIP pada Selasa (22/10) lalu terdapat sebuah pesan ‘Dari: Mulyono (Bajingan Penghancur Demokrat’.
Dekan FISIP Unair Prof Bagong Suyanto mengungkapkan penggunaan diksi ‘Bajingan’ dalam kritik tersebut menurutnya tidak beretika
“Kami dekanat menilai tidak beretika menggunakan kata bajingan menurut saya tidak sopan. Itu mengaburkan substansi. Silakan mengkritik tak masalah yang substansi yang disampaikan semua orang sudah tahu dan kami tak melarang,” kata Prof Bagong, Senin (28/10).
Dia menjelaskan diksi yang digunakan itu bisa mempresentasikan atau mewakil wajah dari FISIP Unair.
“Itu saya keberatan. Kami tidak pernah mendorong mahasiswa untuk menggunakan diksi-diksi yang kasar,” jelasnya.
Mahasiswa, kata Bagong ketika melakukan suatu kritik harus sesuai dengan koridor ilmiah atau bisa menggunakan data.
“Lain gerakan jalanan. Kalau mahasiswa harus dengan data dengan argumentasi yang kuat,” tambahnya.
Alasan Dekanat bekukan tiga pimpinan BEM FISIP Unair pascakritik Prabowo-Gibran lewat karangan bunga
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jatim di Google News