Ratusan Hektare Tanaman Tembakau di Ngawi Rusak Akibat Hujan, Peteni Rugi Besar
jatim.jpnn.com, NGAWI - Petani di Ngawi mengalami kerugian karena ratusan hektare tanaman tembakau yang rusak akibat hujan yang melanda selama beberapa hari pada musim kemarau.
Ketua Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Kabupaten Ngawi Sojo mengatakan hujan deras yang mengguyur di wilayahnya selama beberapa hari berturut-turut mengakibatkan tembakau rusak sehingga gagal panen.
"Tanaman tembakau siap panen di daerah sini sekitar 40 persen layu hingga akhirnya banyak yang mati karena sempat terendam air hujan selama beberapa hari terakhir," ujar Sojo, Senin (1/10).
Menurutnya, tanaman tembakau yang terendam air tidak bisa tumbuh normal, layu, dan akhirnya mati. Apabila dibiarkan maka dipastikan petani tembakau di Ngawi terancam gagal panen.
Sesuai data, luas lahan tanaman tembakau siap panen pada tahun 2024 di daerah Ngawi mencapai 1.700 hektare. Dari luas tersebut yang rusak mencapai kisaran 400-500 ha.
Rata-rata untuk satu ha membutuhkan biaya tanam Rp30 juta hingga Rp45 juta. Dengan asumsi panen normal per ha mencapai dua ton maka petani bisa meraih untung kisaran Rp70 juta hingga Rp80 juta.
"Namun, jika kondisi hampir 50 persen tanaman rusak akibat hujan, maka bisa balik modal biaya tanam saja sudah bagus untuk petani tembakau," kata Sojo.
Menyikapi kondisi itu, Kepala Bidang Perkebunan dan Hortikultura Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Ngawi Hendro Budi Suryawan mengatakan petani bisa memanen paksa tanaman tembakaunya untuk menghindari kerugian yang lebih banyak.
Ratusan hektare tanaman tembakau Ngawi rusak akibat hujan saat kemarau membuat petani merugi.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jatim di Google News