Indonesia Kehilangan Devisa 180 Triliun Akibat Masyarakat Berobat ke Luar Negeri
jatim.jpnn.com, SURABAYA - Presiden Joko Widodo menyebut Indonesia kehilangan Rp180 triliun devisa setiap tahun karena masyarakat cenderung memilih berobat keluar negeri, seperti di Malaysia, Singapura, Jepang, hingga Amerika.
Untuk mencegah kehilangan devisa, pemerintah mendirikan rumah sakit vertikal milik Kementerian Kesehatan. Salah satunya, berdiri di Kota Surabaya tepatnya di Jalan Indrapura.
Rumah sakit itu memiliki daya tampung 772 tempat tidur ruang inap, 59 tempat tidur HCU Intermediate Care, 95 tempat tidur ICU/PICU/ICVCU/PACU, 16 ruang operasi, dan 20 unit kemoterapi.
“Ini akan mencegah kehilangan devisa kita Rp180 triliun setiap tahunnya karena masyarakat kita pergi ke Singapura, pergi ke Jepang, pergi ke Amerika untuk berobat. Rp180 triliun, gede sekali,” kata Jokowi dalam sambutannya.
Jokowi berharap dengan adanya rumah sakit itu, masyarakat yang tadinya berobat ke luar negeri cukup berobat di dalam negeri saja.
Menurutnya, rumah sakit vertikal milik Kemenkes ini memiliki fasilitas yang luar biasa. Pasalnya, pemerintah menggelontorkan dana yang tidak sedikit, yaitu sebesar Rp1,6 triliun.
Biaya tersebut di luar peralatan yang mencapai angka Rp386 miliar, sedangkan dana yang dialokasikan untuk sumber daya manusia (SDM) mencapai Rp50 miliar.
“Menelan biaya yang tidak kecil, tetapi pemerintah tidak ada masalah mengeluarkan anggaran asal pelayanan kesehatan terhadap masyarakat semakin baik. Ruangan, tempat tidur, rumah sakit juga makin baik,” jelasnya.
RS Vertikal Kemenkes diharapkan bisa selamatkan Rp180 triliun devisa yang hilang tiap tahun akibat masyarakat berobat ke luar negeri
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jatim di Google News