Wali Kota Eri Selesaikan Konflik Warga dengan Sekolah Petra, Ini Duduk Perkaranya
Hal ini agar tidak menimbulkan fitnah yang berkelanjutan. Ke depan iuran yang biasanya disetorkan ke bendahara RW akan diganti Petra menjadi CSR.
“Yang dulu uangnya (iuran dititipkan ke RW, sekarang langsung dipegang Petra (dalam bentuk CSR). Nantinya Petra akan melakukan kegiatan sosial secara langsung. Contohnya, pengerjaan pembersihan eceng gondok di sungai depan yang sebelumnya dikerjakan RW akan dikerjakan oleh Petra,” jelasnya.
Sementara itu, perwakilan RW IV Lilik Alfujri membantah menarik iuran sebesar Rp140 juta kepada sekolah Petra yang sebelumnya telah beredar.
Lilik menjelaskan selama ini masing-masing RW yang terdiri dari RW 03, 04, 05, 07 masing-masing ditarik iuran sebesar Rp32 juta sehingga totalnya Rp128 juta.
“Ini yang viral, Petra itu menyetor ke kami Rp140 juta setiap bulan itu salah. Ini yang perlu diklarifikasi, kami di sini ada empat RW. Jadi, kami menerima total uang Rp128 juta dari empat RW yang ditarik Rp32 juta per RW yang menjadi permasalahan kami menaikkan ke Rp35 juta,” kata Lilik.
Dia mengatakan kenaikan iuran itu rencananya digunakan untuk menambah gaji satpam yang tidak naik sejak empat tahun lalu.
“Kenapa kami menaikkan ke Rp35 juta per RW karena satpam kami yang awalnya (digaji) Rp2,7 juta menjadi Rp3 juta,” jelasnya.
Dengan adanya permasalahan ini, pihaknya tidak akan lagi menarik iuran kepada sekolah Petra sehingga diganti dengan CSR.
Ini duduk permasalahan Sekolah Petra dengan warga setempat yang sempat viral di media sosial.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jatim di Google News