Pemkot Surabaya Percepat Layanan Kesehatan dengan Program 1 Kelurahan 1 Ambulans
Aspek kedua dalam penanganan, lanjut Eri, adalah di Instalasi Gawat Darurat (IGD). Pemkot Surabaya telah membagi waktu tanggap di IGD rumah sakit daerah.
“Misalnya, ada kategori prioritas 1 dengan response time di IGD harus lima menit, seperti pada kasus-kasus henti jantung atau stroke. Juga ada prioritas 2 untuk masalah-masalah lain. Semua sudah kami bikin standard operating procedure (SOP) untuk kepentingan pasien,” tuturnya.
Eri mengatakan, perpaduan response time kecepatan ambulans dan IGD akan meningkatkan pelayanan kepada warga untuk bisa menyelamatkan banyak orang.
“Tidak hanya kecepatan dalam response time ambulans yang kamu perhatikan dengan program satu ambulans satu kelurahan ini, tetapi juga penanganan di IGD-nya juga wajib diperhatikan,” ujarnya.
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan (2019), Indonesia merupakan salah satu negara di ASEAN dengan akumulasi kunjungan pasien ke IGD yang tinggi, mencapai kisaran 4,4 juta kunjungan.
“Di Surabaya, kami ingin agar response time penanganan pasien sejak dari ambulans sampai IGD benar-benar cepat dan tepat,” ujarnya.
Saat ini ada kecenderungan peningkatan penyakit tidak menular seperti henti jantung, stroke, dan hipertensi, bahkan serangan jantung masih menjadi pembunuh manusia nomor satu di negara maju dan berkembang dengan menyumbang 60 persen dari seluruh kematian.
Kesiapsiagaan diperlukan untuk menyelamatkan banyak nyawa. Secara paralel juga terus dimasifkan budaya hidup sehat untuk mengurangi potensi terjadinya masalah kesehatan.
Wali Kota Eri resmi luncurkan layanan 1 kelurahan 1 puskesmas, diharapkan masyarakat yang membutuhkan layanan ambulanca bisa dilayani dengan tepat
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jatim di Google News