Tekan Angka Perkawinan Anak di Jawa Timur, LPA dan Unicef Luncurkan Program Berani II

Dia juga menekankan upaya pencegahan dan penanggulangan kasus perkawinan anak di Jawa Timur diperlukan tindakan strategis, inovatif, komprehensif, dan berkelanjutan.

“Kasus perkawinan anak di Jawa Timur jumlahnya masih tinggi, utamanya berada di Jember dan Kabupaten Malang. Praktik perkawinan siri dan tidak tercatat lainnya sangat merugikan anak perempuan dan perempuan pada umumnya,” ucap Arie.

Ketua LPA Jawa Timur Anwar Solihin mengatakan program BERANI phase II khusus di Jawa Timur dimulai April 2024 hingga Desember 2025. Program itu diharapkan dapat mendukung pemerintah mengatasi kendala dalam upaya mengakhiri perkawinan anak.

Caranya dilakukan strategi bekerja sama dengan pemerintah provinsi dan kabupaten untuk memperkuat regulasi dan kelembagaan pencegahan perkawinan anak, termasuk juga memperkuat aksesibilitas, kapasitas, dan perluasan lembaga pelayanan di kecamatan sampai ke desa.

Selain itu, penguatan peran fasilitator masyarakat terlatih dalam deteksi dini, pola asuh positif, dan rujukan kasus, dan juga dilakukan penguatan pengorganisasian anak dan remaja sebagai agen perubahan dan teman sebaya untuk mendidik dan memahami hak seksual atau kesehatan reproduksi.

“Sekaligus memperkuat dan memperluas jaringan atau kemitraan antara pemerintah, LPA daerah, akademisi, LSM, lembaga pentahelix, dan pemangku kepentingan perlindungan anak,” kata Anwar. (mcr23/jpnn)